Namaku Ali, aku lahir dan tumbuh di sebuah desa kecil, dipesisir timur propinsi lampung. Aku anak ke tiga dari lima bersaudara.
Waktu itu, akhir tahun 80an. Usiaku baru menginjak 8 tahun. Aku baru naik ke kelas 2 SD. Sebagaimana kebiasaan anak kecil. Setiap hari yang aku kerjakan hanya bermain dengan kawan kawan sebayaku. Segala macam permainan anak kampung kami mainkan. Main kelereng, perang perangan, berenang disungai, dll. Maklum waktu itu masih agak primitif. Belum ada handphone ataw play stasion. Listrikpun belum ada dikampungku.
Hari itu, sepergi biasa Ku bermain dengan kawan kawanku. Ada 6 orang dengan aku. Hari itu kami bermain petak umpet dengan gembira. Salah seorang kawanku dapat giliran jaga, sambil menutup matanya, aku dan yang lainnya segera berlari mencari tempat persembunyian. Kami mencari tempat yang kami kira kawan kami susah untuk menemukan kami. Semua kawanku sudah dapat tempat untuk sembunyi, sedangkan aku belum dapat. Karena takut keburu katahuan sama kawan yang jaga, aku berlari agak jauh dari tempat kami bermain.
Aku masuk dan sembunyi dibawah jembatan besar. Kebetulan di kampungku ada parit yang ada airnya kalau hujan. Kalau nggak hujan, parit itu kering. Jadi aku bisa leluasa sembunyi disitu. Agak lama aku diam disitu, tapi tak ada tanda tanda kawan mencariku. Aku pikir aman, kawan nggak menemukan persembunyianku.
Tidak lama setelah itu, aku seperti mendengar ada orang diatas jembatan tempat aku bersembunyi, aku diam, aku berpikir kawanku datang mencariku. Tapi aku tak mendengar kawanku memanggil namaku. Lalu aku melihat air gemericik jatuh dari atas. Aku mengira ngira siapa yang kencing disitu. Air kencingnya seperti air kencing orang dewasa. Aku tahu, karena aku sering kencing bareng kawan kawanku, air kencingnya tidak sederas itu.
Rasa penasaran timbul dihatiku, aku ingin tahu siapa yang sedang kencing. Maka dengan polosnya aku keluar dari tempat persembunyianku. Aku tertegun, ini pertama kalinya aku melihat kontol orang dewasa, besar, agak coklat kehitaman, dan banyak bulu disektarnya. Yang lagi kencing namanya Aryo. Orang sekampungku juga. Usianya sekitar 20 tahun. Orangnya tampan, dengan badan kekar dan kulit kecoklatan. Dia agak terkejut saat melihat aku muncul dari bawah. Tapi sesaat, dia melanjutkan kencingnya. Mungkin dipikirnya aku hanya anak kecil. Dia cuma bilang.
Awas dex, nti kecipratan !!! Bilangnya.
Aku kemudian, kembali ketempat persembunyianku. Tapi bayangan kontol mas aryo masih membekas diingatanku. Kontol yang setengah tegang, tapi nampak besar dan bagus. Aku berpikir mas aryo pergi setelah selesai kencing. Ternyata tidak. Dia turun kebawah menemuiku.
Lagi ngapain disini sendirian dex ??? " tanya mas aryo
Lagi main petak umpet maz, lagi sembunyi." Jawabku
Terus kawan kawan adex mana ?"
Disana maz. Dilapangan !"
Aku tidak berani menatap wajah maz aryo. Aku takut dia marah, karena aku telah melihat dia sedang kencing. Tapi jujur aku masih terbayang dengan kontol maz aryo.
Adex kenapa, kok seperti takut sama maz ?" Tanya maz aryo
Nggak papa maz, maaf ya maz tadi aku ngk sengaja lihat maz lagi kencing !" Jawabku
Nggak papa dex !!" Kata maz aryo sambil.mengusap usap kepalaku.
Maz aryo duduk disampingku sambil meluruzkan kakinya. Aku melirik kesamping, aku masih melihat tonjolon dibalik celana pendeknya.
Maz, burungnya maz bisa besar gitu ya ??" Tanyaku polos
Iya, nanti kalau adex udah gede burungnya juga bisa bezar !" Jawab maz aryo
Bener maz ?" Tanyaku lagi.
Iya ! Jawab maz aryo lagi.
Adek mau lihat burung maz nggak ??"
Boleh maz ?" Tanyaku lugu. Maklum anak kecil.
Boleh !" Jawab maz aryo, lalu dengan santainya maz aryo melorotkan celana pendeknya. Kembali aku melihat kontol yang dari tadi terbayang.
Adek mau pegang ngk ?" Tanya maz aryo. Lalu maz aryo meraih tanganku. Dan menuntunnya ke arah kontolnya. Dengan takjub aku menggenggan kontol maz aryo. Dengan naluri aku meremasnya pelan. Perlahan kontol maz aryo semakin membesar dan semakin keras, aku semakin takjub dibuatnya, tanganku sudah tak muat lagi menggenggamnya. Perlahan aku naik turunkan tanganku, mengocok kontol maz aryo. Tidak ada yang mengajari, aku hanya menuruti naluriku. Maz aryo memejamkan matanya sambil mendesis.
Mmsssttt,,,terus dex !! Desah maz aryo. Aku semakin aktif mengocok kontol maz aryo
Sementara tangan kiriku memainkan biji peler maz aryo yang sebesar bola tenis. Tiba tiba maz aryo memelukku. Aku diam saja, juga saat ma aryo mencium pipiku. Aku merasakan perasaan yang tidak aku mengerti. Aku cuma merasa senang. Sementara maz aryo menciumi wajahku, tanganku masih aktif memainkan kontol maz aryo.
Aaaaccchhhh,,,,,!" Racau maz aryo.
Sakit ya maz,,,??" Tanyaku. Aku takut maz aryo kesakitan.
Nggak dex, terus dex enak,,,,!!!" Kata maz aryo
Aku semakin bersemangat mengocok kontol maz aryo. Sedangkan maz aryo tak henti hentinya menciumi wajahku. sambil terus mendengus dan mendesah. Setelah 15 minute berlalu, aku merasakan kontol maz aryo semakin keras, dan berdenyut.
Aaaaccchhhhhhh,,,,!" Maz aryo memekik, tubuhnya mengejang. sambil erat memeluku.
Sementara dari kontolnya yang berdenyut, aku merasakan semburan air berkali kali. Aku terkejut tapi nggk bisa lepas dari pelukan maz aryo. Setelah beberapa saat, baru maz aryo melepaskan pelukannya. Aku baru melihat tanganku berlepotan cairan putih dan kental. Saat ku cium sedikit bau amis.
Ini apa maz, maz kencing kok putih,,,??"" Tanyaku
Ini bukan kencing dex, ini namanya air mani,,!! Jawab maz aryo.
Adex jangan bilang sapa2 ya, ini rahasia kita berdua,,,!" Kata maz aryo. Aku menggangguk. Aku melihat kontol maz aryo mulai menyusut lemas, tapi masih kelihatan besarnya, kontolnya lemaz disamping paha kekarnya, diantara dua biji pelernya yang bagus.
Adex suka kontol maz,,,??" Tanya maz aryo. Aku hanya menggannguk. Maz aryo tersenyum, terus mencium pipiku.
Kapan kapan kita buat lagi ya dex,,,!" Kata maz aryo lagi, aku senang mendengarnya. Setelah itu kembali mengenakan celana pendeknya. Tapi aku disuruh memegang lagi kontolnya dari luar celana.
Lalu kami sama sama keluar dari bawah jembatan, aku kembali menemui kawan2ku. Tapi semua sudah pada pulang. Itu kenangan pertamaku mengenal sex yg terus ku ingat sampai sekarang !!
Waktu itu, akhir tahun 80an. Usiaku baru menginjak 8 tahun. Aku baru naik ke kelas 2 SD. Sebagaimana kebiasaan anak kecil. Setiap hari yang aku kerjakan hanya bermain dengan kawan kawan sebayaku. Segala macam permainan anak kampung kami mainkan. Main kelereng, perang perangan, berenang disungai, dll. Maklum waktu itu masih agak primitif. Belum ada handphone ataw play stasion. Listrikpun belum ada dikampungku.
Hari itu, sepergi biasa Ku bermain dengan kawan kawanku. Ada 6 orang dengan aku. Hari itu kami bermain petak umpet dengan gembira. Salah seorang kawanku dapat giliran jaga, sambil menutup matanya, aku dan yang lainnya segera berlari mencari tempat persembunyian. Kami mencari tempat yang kami kira kawan kami susah untuk menemukan kami. Semua kawanku sudah dapat tempat untuk sembunyi, sedangkan aku belum dapat. Karena takut keburu katahuan sama kawan yang jaga, aku berlari agak jauh dari tempat kami bermain.
Aku masuk dan sembunyi dibawah jembatan besar. Kebetulan di kampungku ada parit yang ada airnya kalau hujan. Kalau nggak hujan, parit itu kering. Jadi aku bisa leluasa sembunyi disitu. Agak lama aku diam disitu, tapi tak ada tanda tanda kawan mencariku. Aku pikir aman, kawan nggak menemukan persembunyianku.
Tidak lama setelah itu, aku seperti mendengar ada orang diatas jembatan tempat aku bersembunyi, aku diam, aku berpikir kawanku datang mencariku. Tapi aku tak mendengar kawanku memanggil namaku. Lalu aku melihat air gemericik jatuh dari atas. Aku mengira ngira siapa yang kencing disitu. Air kencingnya seperti air kencing orang dewasa. Aku tahu, karena aku sering kencing bareng kawan kawanku, air kencingnya tidak sederas itu.
Rasa penasaran timbul dihatiku, aku ingin tahu siapa yang sedang kencing. Maka dengan polosnya aku keluar dari tempat persembunyianku. Aku tertegun, ini pertama kalinya aku melihat kontol orang dewasa, besar, agak coklat kehitaman, dan banyak bulu disektarnya. Yang lagi kencing namanya Aryo. Orang sekampungku juga. Usianya sekitar 20 tahun. Orangnya tampan, dengan badan kekar dan kulit kecoklatan. Dia agak terkejut saat melihat aku muncul dari bawah. Tapi sesaat, dia melanjutkan kencingnya. Mungkin dipikirnya aku hanya anak kecil. Dia cuma bilang.
Awas dex, nti kecipratan !!! Bilangnya.
Aku kemudian, kembali ketempat persembunyianku. Tapi bayangan kontol mas aryo masih membekas diingatanku. Kontol yang setengah tegang, tapi nampak besar dan bagus. Aku berpikir mas aryo pergi setelah selesai kencing. Ternyata tidak. Dia turun kebawah menemuiku.
Lagi ngapain disini sendirian dex ??? " tanya mas aryo
Lagi main petak umpet maz, lagi sembunyi." Jawabku
Terus kawan kawan adex mana ?"
Disana maz. Dilapangan !"
Aku tidak berani menatap wajah maz aryo. Aku takut dia marah, karena aku telah melihat dia sedang kencing. Tapi jujur aku masih terbayang dengan kontol maz aryo.
Adex kenapa, kok seperti takut sama maz ?" Tanya maz aryo
Nggak papa maz, maaf ya maz tadi aku ngk sengaja lihat maz lagi kencing !" Jawabku
Nggak papa dex !!" Kata maz aryo sambil.mengusap usap kepalaku.
Maz aryo duduk disampingku sambil meluruzkan kakinya. Aku melirik kesamping, aku masih melihat tonjolon dibalik celana pendeknya.
Maz, burungnya maz bisa besar gitu ya ??" Tanyaku polos
Iya, nanti kalau adex udah gede burungnya juga bisa bezar !" Jawab maz aryo
Bener maz ?" Tanyaku lagi.
Iya ! Jawab maz aryo lagi.
Adek mau lihat burung maz nggak ??"
Boleh maz ?" Tanyaku lugu. Maklum anak kecil.
Boleh !" Jawab maz aryo, lalu dengan santainya maz aryo melorotkan celana pendeknya. Kembali aku melihat kontol yang dari tadi terbayang.
Adek mau pegang ngk ?" Tanya maz aryo. Lalu maz aryo meraih tanganku. Dan menuntunnya ke arah kontolnya. Dengan takjub aku menggenggan kontol maz aryo. Dengan naluri aku meremasnya pelan. Perlahan kontol maz aryo semakin membesar dan semakin keras, aku semakin takjub dibuatnya, tanganku sudah tak muat lagi menggenggamnya. Perlahan aku naik turunkan tanganku, mengocok kontol maz aryo. Tidak ada yang mengajari, aku hanya menuruti naluriku. Maz aryo memejamkan matanya sambil mendesis.
Mmsssttt,,,terus dex !! Desah maz aryo. Aku semakin aktif mengocok kontol maz aryo
Sementara tangan kiriku memainkan biji peler maz aryo yang sebesar bola tenis. Tiba tiba maz aryo memelukku. Aku diam saja, juga saat ma aryo mencium pipiku. Aku merasakan perasaan yang tidak aku mengerti. Aku cuma merasa senang. Sementara maz aryo menciumi wajahku, tanganku masih aktif memainkan kontol maz aryo.
Aaaaccchhhh,,,,,!" Racau maz aryo.
Sakit ya maz,,,??" Tanyaku. Aku takut maz aryo kesakitan.
Nggak dex, terus dex enak,,,,!!!" Kata maz aryo
Aku semakin bersemangat mengocok kontol maz aryo. Sedangkan maz aryo tak henti hentinya menciumi wajahku. sambil terus mendengus dan mendesah. Setelah 15 minute berlalu, aku merasakan kontol maz aryo semakin keras, dan berdenyut.
Aaaaccchhhhhhh,,,,!" Maz aryo memekik, tubuhnya mengejang. sambil erat memeluku.
Sementara dari kontolnya yang berdenyut, aku merasakan semburan air berkali kali. Aku terkejut tapi nggk bisa lepas dari pelukan maz aryo. Setelah beberapa saat, baru maz aryo melepaskan pelukannya. Aku baru melihat tanganku berlepotan cairan putih dan kental. Saat ku cium sedikit bau amis.
Ini apa maz, maz kencing kok putih,,,??"" Tanyaku
Ini bukan kencing dex, ini namanya air mani,,!! Jawab maz aryo.
Adex jangan bilang sapa2 ya, ini rahasia kita berdua,,,!" Kata maz aryo. Aku menggangguk. Aku melihat kontol maz aryo mulai menyusut lemas, tapi masih kelihatan besarnya, kontolnya lemaz disamping paha kekarnya, diantara dua biji pelernya yang bagus.
Adex suka kontol maz,,,??" Tanya maz aryo. Aku hanya menggannguk. Maz aryo tersenyum, terus mencium pipiku.
Kapan kapan kita buat lagi ya dex,,,!" Kata maz aryo lagi, aku senang mendengarnya. Setelah itu kembali mengenakan celana pendeknya. Tapi aku disuruh memegang lagi kontolnya dari luar celana.
Lalu kami sama sama keluar dari bawah jembatan, aku kembali menemui kawan2ku. Tapi semua sudah pada pulang. Itu kenangan pertamaku mengenal sex yg terus ku ingat sampai sekarang !!
Kereen banget
ReplyDeleteKereen banget
ReplyDeleteNgaceng nih
ReplyDeleteHarrah's Hotel and Casino - MapyRO
ReplyDeleteFind Harrah's Hotel and Casino locations, rates, 전라북도 출장샵 amenities: 양산 출장샵 expert Harrah's research, 전주 출장샵 only at Hotel and Travel 상주 출장안마 Index. 광명 출장안마 Harrah's Cherokee Casino Hotel.